Cerita Bersambung: "Langkah Adim"
Bagian 1: Paket yang Salah
Adim mengayuh sepeda motor bututnya menyusuri jalanan Sidoarjo yang mulai lengang menjelang senja. Jaketnya penuh dengan tambalan dari klub motor lama, helm setengah wajahnya sudah lecet di sana-sini. Dia bukan kurir biasa. Sebagai kurir independen, Adim bekerja tanpa aplikasi besar. Pelanggannya didapat dari mulut ke mulut, dan paketnya? Kadang biasa, kadang aneh.
Hari itu, dia baru saja menyelesaikan pengantaran kelima ketika telepon jadulnya berbunyi.
"Mas Adim, ini saya Bu Rina, paket saya sudah sampai?"
Adim mengernyit. Dia yakin baru saja mengantar paket Bu Rina, kotak kecil berisi camilan kering.
"Sudah, Bu. Barusan saya taruh di teras, dekat pot bunga," jawabnya yakin.
"Hah? Ini paketnya kok malah isinya buku tua yang penuh coretan, Mas?!" suara Bu Rina terdengar panik.
Bulu kuduk Adim berdiri. Buku tua? Dia tidak pernah mengambil paket seperti itu hari ini. Namun, sebelum dia sempat menjawab, Bu Rina menutup telepon.
Adim menepikan motornya di tepi jalan. Tangannya menyelip di bawah jok, menarik lembaran nota pengantaran. Semuanya terlihat normal. Lalu... dia melihat kotak besar di bagian belakang motornya.
Dia tidak ingat siapa yang menitipkan kotak itu. Atau kapan dia mengambilnya.
Tanpa membuang waktu, Adim membuka kotak tersebut. Di dalamnya, sebuah buku tua dengan sampul kulit cokelat yang mulai mengelupas. Aroma lembab menyeruak, seperti perpustakaan tua yang sudah lama tak dikunjungi. Di halaman pertama, ada tulisan tangan berwarna merah:
"Hanya yang berani membuka ini akan menemukan jawabannya."
Adim tertawa kecil, mencoba mengusir rasa tidak nyaman. "Apaan sih ini, dramatis banget," gumamnya sambil menutup kotak itu rapat-rapat.
Namun, saat dia hendak melanjutkan perjalanan, suara pelan namun jelas terdengar di telinganya, seperti seseorang berbisik tepat di belakang.
"Jangan abaikan aku, Adim."
Dia spontan menoleh. Jalanan kosong, hanya deru motor di kejauhan.
Adim menelan ludah. Ada sesuatu yang salah dengan paket ini. Dan entah kenapa, dia merasa seperti sedang diawasi.
Bersambung...
Apa yang sebenarnya terjadi dengan paket misterius itu? Dan kenapa Adim merasa paket tersebut sengaja "menemukan" dirinya? Nantikan di Bagian 2!
Komentar
Posting Komentar